Rabu, 18 September 2013

Asal-Usul Nama Jalan di Jakarta


Asal-Usul Nama Jalan di Jakarta Gadis

Pernah berpikir nggak, kenapa beberapa nama jalan di Jakarta terdengar aneh? Kira-kira apa artinya, ya? Sudah pasti nama jalan nggak diberikan sembarangan, dong. Yuk, kita cari tahu artinya!

Tanah Abang, Jakarta Pusat
Dulu semasa zaman Kolonial Belanda, tempat ini dinamakan Denabang. Katanya, sih warna tanah di daerah rawa-rawa tersebut merah bata. Nah, karena di sana banyak orang keturunan Jawa, tanah merah itu disebut ‘abang’ yang artinya merah. Dari sinilah, nama Tanah Abang muncul.

Cawang, Jakarta Timur
Ternyata nama jalan Cawang berasal dari nama orang. Kabarnya, tanah di kawasan tersebut dimiliki oleh seorang Kapten Melayu bernama Enci Awang. Nah, ketika menyebut daerah tersebut seringkali yang didengar kata ‘Ciawang’. Lama-kelamaan penyebutan kawasan ini menjadi Cawang.

Bidaracina, Jakarta Timur
Kawasan ini dikenal sebagai Bidaracina karena pada tahun 1740-an terjadi pemberontakan orang-orang Cina di Batavia. Ribuan dari mereka terbunuh mati dan darahnya memenuhi daerah tersebut. Awalnya, dinamakan ‘Cinabedara’ yang artinya cina berdarah kemudian berubah jadi ‘CinaBidara’. Akhirnya, daerah tersebut dinamakan Bidaracina.

Pejambon, Jakarta Pusat

Kata Pejambon adalah akronim dari ‘Penjaga Ambon’. Dahulu, ada jembatan di sekitar daerah tersebut. Jembatan ini djaga oleh orang Ambon yang berwajah galak. Sejak saat itu, daerah ini disebut Pejambon.

Warung Buncit, Jakarta Selatan
Nama Warung Buncit diambil dari seorang keturunan Tionghoa bernama Bun Cit. Ia memiliki toko kelontong yang selalu ramai pengunjung. Sehingga orang yang datang ke tempat tersebut menyebutnya Warung Buncit. Ada mitos lain tentang nama daerah ini. ada yang bilang kalau dulunya kawasan tersebut adalah tempat jualan yang letaknya paling ujung alias buncit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar